fbpx

Kiai Marzuki Buka Suara Usai Dicopot PBNU dari Ketua PWNU Jatim

KH Marzuki Mustamar https://www.lemonthairestaurant.com/ mengaku belum mendapatkan surat keputusan legal dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tentang pencopotan dirinya dari jabatan Ketua Pengurus Kawasan Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Marzuki juga menyebut ia sama sekali tak dihubungi oleh pengurus PBNU lewat pesan atau WhatsApp (WA), yang memberitahukan tentang pemberhentiannya.

“Saya belum dapat komentar, sebab juga belum diberi surat legal, atau misalnya WA langsung dari PBNU ke aku juga belum,” kata Marzuki dikala dijumpai awak media di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang.

Marzuki pun menyuarakan masih menunggu surat legal itu dari PBNU. Karena itu, aktivitasnya di PWNU Jatim masih berjalan normal seperti biasa. Kemarin, katanya, ia juga masih menandatangani surat keputusan (SK) rekomendasi untuk PCNU Kota Pasuruan.

“Kami rapat pantas dengan biasanya, dan andai diberhentikan sejak tanggal berapa kan juga enggak ada [pemberitahuan]. Kemarin saja masih tandatangan SK,” sebut Marzuki.

Dalam SK itu, kata Marzuki, juga masih komplit tertara kolom petunjuk tangan dan nama terang dirinya sebagai Ketua PWNU Jatim, KH Anwar Manshur sebagai Rais Syuriah, kemudian KH Romadlon Khotib sebagai Katib Syuriah, dan Ahmad Muzakki sebagai sekretaris PWNU Jatim.

“Kemarin pegawai PWNU ke sini minta petunjuk tangan SK kayaknya, rekom untuk PCNU Kota Pasuruan, dan namanya masih komplit di surat rekom itu,” ucapnya.

Kini, Marzuki mengaku hanya dapat menunggu keputusan legal dari PBNU. Ia tak akan mendesak apa saja. Ia paham posisinya hanya dapat mendapatkan keputusan organisasi.

“Kami enggak pernah nonyol-nonyol nighthawkrottweilers (mendesak), kami hanya nerimo ing pandum, nerimo dawuh, samina wa athona. Disuruh kerja, kerja. Disuruh stop, ya stop, kami enggak pernah minta-minta,” ucapnya.

Sebagai kader NU, Marzuki juga mengaku akan mendapatkan keputusan PBNU itu seandainya sudah memenuhi prosedural. Namun seandainya tak, karenanya ada hal yang patut diluruskan demi kebenaran.

“Tentu patut diterima, enggak usah geger-geger (onar-onar) ramai-ramai, melainkan seandainya misalnya ada yang salah dari keputusan itu, karenanya siapapun punya tugas dan keharusan untuk mengingatkan yang salah. Dalam Quran, watawa saubil haqqi wa tawaa saubis sabr, saling mengingatkan supaya konsisten benar dan konsisten tabah,” ujarnya.

Ia pun mengimbau semua pihak termasuk santri dan umatnya untuk bersikap tenang merespons pemberhentian ini. Ia yakin warga NU tak akan mengerjakan perbuatan yang berlebihan.